Jemari Desember Lalu




Sajak Antin Noviyanty
Penghuni Ruang Jemari
Pepohonan menahan kegirangannya
Rintik hujan dari dalam      
Tegak dalam sembahyang
            Ruang jemariku titipkan nama di hati
            Tanda cinta atas surat-Mu
Ruang jemariku
Hingga jantung ini hanya berdetak dengan menyebut namamu

Purwokerto, 14 Desember 2015












Sajak Antin Noviyanty
Mentari yang  Redup
Mentari tenggelam di masa lalu
Dan tersesat dalam hujan puisi

Purwokerto, 14 Desember 2015

















Sajak Antin Noviyanty
Setelah Hujan
Awan menampakan diri
Pada garis berwarna
Membentuk doa-doa
Dalam sajak hidupku

Purwokerto, 15 Desember 2015

















Sajak Antin Noviyanty
Hujan yang Tak Diinginkan
Sepertinya mentari masih menyimpan dendam, hingga untuk menyapa mataku saja dia enggan. Awan hitam, bahkan jeritan pertir kian menggema. Dan pada akhirnya, hujan datang pada kita. Pada matamu, dan aku tak lagi kau pandang juga kau hangatkan.

Purwokerto, 3 Desember 2015

















Sajak Antin Noviyanty
12 Robiul awal
Semesta menyambutnya dengan cinta
Berlantunkan shalawat
Beriring turunya syafaat
Bekal akhir hayat yang pekat

Purwokerto, 18 Desember 2015



                                             













Sajak Antin Noviyanty
Gerimis Tak Bertitik
Bungaku menggigil
Berusaha memekar
Walaupun gerimis tak kunjung bertitik

Purwokerto, 18 Desember 2015


















Sajak Antin Noviyanty
Malam ini
Malam ini, lagi-lagi ditemani amarah awan hitam, yang terus-menerus ciptakan rintik hujan. Bintang menyerah dan memilih untuk bersembunyi di balik pekatnya malam. Hingga tiba saatnya rindu menyeruak kalbu, hanya bisa memandang dari teropong kamar tidur rumah abu-abu.

Purwokerto, 18 Desember 2015


















Share:

0 komentar