Resensi How to Master Your Habits



Text Box: How to Master Your Habits
B
uku yang berjudul “How to Master Your Habits” ini ditulis oleh ustadz Felix Y. Siauw yang merupakan keturunan Tionghoa, seorang mualaf dalam sepuluh tahun terakhir ini. Beliau memulainya dari titik nol, pada saat usia 18 tahun untuk mempelajari Islam. Beliau lahir pada tanggal 31 Januari 1984 di Palembang Sumatra Selatan. Selain buku ini yang telah beliau tulis antara lain: Udah Putusin Aja, Yuk Berhijab, Beyond The Inspiration, MUHAMMAD AL-FATIH 1453. Dalam buku-buku yang Beliau tulis semuanya tidak lepas akan nilai nasehat dan inspirasi islami. Tebal dan panjang buku ini  160 halaman + viii dan 20,5 cm. Penerbit AlFatih Press dan nomer ISBN 978-602-17997-2-7.

Dalam buku ini menjelaskan tentang Habits, yaitu sesuatu yang berulang-ulang, yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan dan menciptakan  keahlian pada diri sendiri. Buku ini menjelaskan bahwa sebuah keahlian dapat digali oleh diri sendiri dengan melakukan latihan yang beruang-ulang dan konsisten, menjadiakan sesuatu tersebut menjadi terus berkembang dan menciptakan sebuah keahlian atau kelebihan pada diri seseorang. Ada banyak contoh yang digunakan untuk menjelaskan pengertian habits, salah satunya yaitu ketika puasa ramadhan, pada awal puasa kita akan merasakan kesulitan untuk menjalankannya karena belum terbiasa tapi lama kelamaan kita akan merasa mudah melakukannya.
Contoh lainnya yaitu ada seorang pesilat atau seorang pemain sepak bola. Saat kita melihat seorang pemain sepak bola menggiring bola untuk memasukan ke gawang seolah-olah bola tersebut diikat pada kakinya begitu lincah mengikuti kaki hingga sampai pada tujuan. Seorang pesilat juga mahir dalam melakukan gerakan silat, kemahiran tersebut karena adanya latihan yang berulang-ulang, melalui berbagai kesulitan, kesakitan saat berlatih dan lain sebagainya yang kemudian menjadi sebuah keahlian dalam diri.
Dalam buku ini juga memaparkan bahwa habits tidak terjadi pada manusia saja, melainkan pada hewan pun bisa. Contohnya dalam percobaan Pavlop, awalnya pavlov mengetahui bahwa anjing akan mengeluarkan air liurnya sebagai refleks saat lidahnya menyentuh makanan, dan ia meneliti dengan memberikan stimulus berupa  menyalakan bel sebelum ia memberikan makanan bagi anjing. Tidak beberapa lama hanya dengan menyalakan bel dengan refleks anjing tersebut akan mengeluarkan air liurnya. Itu sebagai bentuk nyata sebuah habits bisa ditanamkan pada hewan. Begitu juga dengan topeng monyet, penampilan lumba-lumba, atraksi gajah dan lain-lain yang mampu berlatih dengan berulang-ulang dan menjadikan keahlian pada hewan tersebut. Pada hewan yang jelas-jelas tidak mempunyai akal bisa dibentuk sebuah keahlia, kita sebagai manusia seharusnya dan pastinya bisa lebih dari pada itu.
Dalam proses pembentukan habits peran akal tidak terlalu dominan. Faktor yang menentukan apakah kita akan memiliki habits hanya 2 hal, yaitu practice (latihan) dan repetition (pengulangan), yang tentu saja dilakukan dalam rentang waktu tertentu. Dengan pelatihan-pelatihan dan terus diulang, sesuai dengan pengertian bakat yang dipaparkan oleh Freeman (1963) melalui Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab dalam bukunya yang berjudul psikologi suatu pengantar, yang menyatakan bakat adalah sifat-sifat yang memberi petunjuk akan adanya kemampuan yang dimiliki seseorang yang dengan melalui latihan-latihan dapat direalisir menjadi kemampuan-kemampuan yang nyata, terutama dalam bidang khusus. Kesamaan dalam dua pengertian ini adalah latihan dan pengulangan yang menciptakan kemampuan yang nyata yaitu bakat.
Buku ini mengajak kita untuk membuat habits baru yang lebih bernilai tinggi untuk mendorong keahlian kita. Pertama yang harus dilakukan yaitu dengan cara memulainya dari yang kecil, misalnya habits yang ingin dibentuk membaca buku maka mulailah dengan membaca buku 10 menit saja dalam sehari atau 10 lembar dalam sehari, karena melakukan sesuatu dengan mematok terlalu tinggi hanya akan menghasilkan rasa jenh dan putus ditengah-tengah. Kedua, temukan tempat habits, kuncinya terletak pada kata “setelah”. Letakan habits baru pada habits yang sudah solid. Contohhnya “ saya akan membaca buku setelah shalat shubuh”. Cara yang ketiga yaitu berlatihlah terus, pada awalnya mungkin kita akan sering kali lupa untuk melakukan habits baru maka buatlah pengingat dengan tulisan dimana saja. Dan harus diingat bahwasannya habits baru ini harus dilakukan setiap hari.
Penggunaan bahasa dalam buku ini sangat mempermudah pembaca karena bahasa yang digunakana  adalah bahasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti kita sedang berkomunikasi langsung dengan buku tersebut. istilah-istilah yang digunakanpun sangat masuk diakal dengan konteks yang nyata, yang benar-benar sering kebanyakan terjadi dalam kehidupan. Mungkin memang terlalu bertele-tele dalam menjelaskan habits itu apa. Karena pada intnya cara membuat habits itu dengan pelatihan yang konsisten tetapi penjelaslannya menggunakan penjelasan dengan contoh-contoh, menurut saya justru itu keunikan buku ini, karena dengan contoh-contoh tersebut kita benar-benar memahami apa itu habits sebenarnya. Bagaimana kita seharusnya melawan kesulitan habiits dan faktor-faktor habits itu sendiri, walaupun hal tersebut dijelaskan dengan menggunakan penjelasan dalam cerita. Cover yang digunakan juga sangat menarik menurut saya, berwarna putih dengan satu pohon rimba yang hijau.
Tapi ada sedikit yang menurut saya kekurangan dalam buku ini, antara lain halamannya mungkin lebih baik sedikit berwarna untuk menarik pembaca agar tertarik untuk terus membacanya, memang buku ini disertai dengan banyak gambar tapi ketika gambar tersebut hitam putih justru tidak menampakan gambarnya. Dan ada beberapa penjelasan yang membingungkan saya, sehingga saya harus membacanya dengan berulang kali untuk memahami penjelasan yang dimaksud. Kemudian ada tulisan yang diletakan pada gambar, seperti kata-kata motivasi atau kesimpulan yang kadang terlewatkan untuk dibaca oleh pembaca, karena gambar tersebut berwarna hitam putih begitu juga dengan tulisannya jadi tidak terlihat ada sebuah kaimat di area tersebut.
Buku ini sangat layak dibaca oleh pemuda pemudi Indonesia, selain berisi motivasi dari pengalaman penulis dalam berdakwah sendiri,  juga memotivasi para pemuda yang ingin menguasai sebuah keahlian. Walaupun bukan bakatnya, tapi ketika semua itu dihadapi/dilakukan dengan konsisten akan berbuah manis.  

Share:

1 komentar